Story Of My Life (Klise Usam yang Sempat di Kenang)


-Klise Usam yang Sempat di Kenang-
            “Ibu, aku sudah tumbuh dewasa..” terucap dalam hati meski belum menerima sepenuhnya tanggal 31 Agustus lalu aku sudah genap 21 tahun. Rasanya baru kemarin aku memasuki bangku kuliah, bulan Agutsus 2015. Memasuki dunia baru yang entah bagaimana jalan ceritanya, membiarkan arus sungai mengalir begitu saja layaknya aku saat itu. Setelah lulus dari MA Al-Falaah Kopo, aku berniat melanjutkan jenjang pendidikanku sampai-sampai aku mengikuti bimbel agar diterima di universitas yang terkenal. Namun, takdir berkata lain, sudah ku ikuti berbagai tes seperti SBMPTN tetap saja nihil. Alhasil kakak tingkat yang berada di bimbelanku menyarankanku masuk di Universitas Islam Negeri Bandung dengan jurusan Manajemen Pendidikan dan Komunikasi Penyiaran Islam. Lalu setelah aku mengikuti tes dan menunggu hasilnya, mungkin sudah takdir Allah SWT aku diterima di jurusan KPI, jurusan yang sekarang sedang aku geluti.
            Sesudah masa orientasi waktu itu aku menjalani dunia baru, dunia dimana banyak orang bersaing demi mendapatkan nilai tertinggi. Aku pun termotivasi dengan antusias mahasiswa baru saat itu. Mengikuti kuliah dengan normal dan mengerjakan tugas tepat waktu. Tak lupa aku mengikuti sebuah komunitas menulis di jurusan yang bernama PSK (Penulis Se-KPI) karena aku dari dulu suka sekali menulis, tapi hanya menulis buku diary sih, hehe.. Alhamdulillah semester 1 aku lalui dengan lancar meskipun IP ku masih belum maksimal.
            Memasuki semester 2 dimana ada rasa yang mengganjal yaitu dengan ketidaknyamanan diri sendiri berada di jurusan ini. Karena pada awalnya aku memang tidak menginginkan masuk ke jurusan KPI, hanya saja karena aku tidak ingin menunda satu tahunku aku mengambil jurusan ini.  Aku sangat berminat untuk masuk di jurusan sastra inggris, karena sejak MA aku mulai menyukai bahasa inggris dan ingin bergelut di dunia bahasa itu. Sampai saat semester dua ini aku terbayang-bayangi ingin pindah jurusan. Lalu semua terbengkalai, kuliahku jadi tidak normal. Aku acuh sekali terhadap tugas kuliah yang pada akhirnya aku mendapatkan IP rendah. Pada saat itu aku dengan pedenya ingin pindah kuliah lalu mengikuti tes lagi dan tidak lulus.
Takdir memang tidak bisa diubah, mungkin alurnya yang bisa sedikit dirubah. Susah payah aku mengikuti tes meminta izin kepada kedua orangtua akhirnya aku menetap di jurusan KPI. Restu orangtua memang tidak salah, Ibu dan Bapak ridha aku disini juga Allah SWT sudah menentukan jalanku disini, aku ikhlas, aku akan menjalaninya. Hingga memasuki awal semester tiga aku ingin merubah hidupku yang kacau. Mencoba mengikuti UKM LPB dengan temanku. Aku ikuti orientasinya dengan sedikit mengecewakan. Aku waktu itu sangatlah penakut. Aku tidak percaya diri dan banyak yang aku takutkan. Waktupun membiarkann aku berjalan dengan ketakutan sampai aku sudah tidak aktif lagi mengikuti kegiatan di UKM LPB. Masalah kuliah lancar dengan berbagai kegalauan karena tugas yang mulai menumpuk. Aku yakin waktu itu rambutku rontok karena banyaknya tugas.
Selain kuliah, aku juga terkadang mengikuti seminar-seminar di dalam dan luar kampus. Pun aku mengikuti lomba fotografi saat semester 4. Hal baru sudah merasuki diriku, yaitu dunia fotografi. Aku mulai menyukainya bahkan jatuh cinta. Sebuah moment dapat terabadikan kenangannya hanya dengan satu potret foto, ajaib bukan, hehe.. Sudah memasuki usia yang diambang keresahan ini memang sangat sulit mengahadapinya dengan pribadi yang penakut sepertiku. Namun alhamdulillah semua berjalan dengan lancar meski tidak sesuai alur cerita yang ku buat. Pengalaman di dalam dan luar kampus membuatku lebih membuka pikiran dan sudut pandang. Tidak hanya menilai sesuatu dari satu sisi. Pernah sekalikali aku menjadi tukang foto seorang model yang hanya dibayar 50 ribu rupiah yang habis aku belikan makan. Aku fikir itu pengalaman pertamaku mendapat uang saku hasil kerja keras tanganku. Juga aku mengikuti berbagai acara diluar untuk mengeksplor diriku mengenal dan memahami alur cerita orang lain.
Ada banyak cerita dan moment yang ingin aku sampaikan disini, tapi aku khawatir ini terlalu panjang hingga menjadi membosankan. "Apa yang sudah kamu dapat selama ini?" satu jawabanku untuk pertanyaan ini, banyak. Hal kecil tidak bisa aku abaikan, aku selalu ingin mengikuti banyak kegiatan. Namun saat semester 5 rasa takutku masih sedikit melekat. Pemalu entah introvet yang disebut sebagai sifat anehku ini. Meski begitu aku beranikan diri untuk mengikuti beberapa kegiatan lainnya seperti ikut kumpulan berdiskusi, bertemu berbagai jenis orang lainnya. Lantas mengeksplor beberapa tempat dengan lensa favoritku. Mengerjakan projek film untuk tugas mata kuliah. Setelah semester 5 aku mulai mengenal videografi, entah kenapa aku sangat jatug cinta dengan dunia itu. Seolah-olah moodku naik saat aku mengerjakan atau memperlajari tentang hal itu. Ya kuliahku lancar dan baik-baik saja. Tidak banyak konflik, hanya konflik batin seperti biasanya.
Angka enam, semester enam, menajadi sebuah moment yang sangat membuat kepalaku mengepul hampir saja gosong. Dimulai dari banyak tugas kuliah lalu mengikuti kegiatan semester mukim, PPM, dan KKN. Setiap hari harus lebih baik dari hari sebelumnya. Aku sangat bersyukur saat masa-masa ini duniaku kembali dikagetkan dengan hal-hal baru. Aku mengajar dan mengikuti pengajian saat semester mukim juga menjadi dokumentasi acara di Masjid yang kami jadikan sebagai rumah sementara. Menjadi editor amatir di sebuah stasiun TV lokal kota Cimahi. Terakhir, seperti menyebrangi pulau jawa menuju pulau lainnya. Memasuki sebuah kawasan baru yang saat ini aku rindukan. Tempat kami KKN, tempat kami mengabdi, membuat kenangan, meninggalkan cerita, dan mengukir perubahan. Desa Banjarsari Kecamatan Pangalengan, masih daerah Kabupaten Bandung namun sangat dingin seperti di kutub utara. Pengalaman berharga, sangat indah, sangat haru, dimana berbagai kepribadian disatukan dalam sebuah kesatuan yang mengaharuskan kita mengabdi dengan masyarakat asing, masyarakat yang sekarang kami rindukan. Suatu saat, ah tidak, saat ini aku sangat merindukan masa dimana sulit menemukan sinyal, mencoba beradaptasi, dan menjelajahi waktu bersama anggota kelompok Desa Banjarsari. Dekapan yang hangat meski belum pernah terasa, aku rasa itu merupakan pengalaman yang sangat menyebalkan, membuatku rindu hingga isak tangis.
Esok ketika matahari terbit, masih ada banyak cerita dan pengalaman yang tidak habis jika diceritakan dalam beberapa lembar ketas. Kali ini hanya itu saja mungkin sedikit keharusan untuk tugas menulis ini. Terimaksih sudah mengizinkan untuk mengenang masa yang tak kelam untuk dikenang, bapak. Satu hal yang selalu ku lakukan setiap harinya, yaitu berubah menjadi lebih baik. Dan entah ini memenuhi tugasku atau tidak, yang jelas aku sudah senang mengeluarkan berbagai random kata dari ingatan masa lalu. "Ibu, aku akan berusaha tumbuh menjadi wanita dewasa yang lebih baik lagi dari kemarin."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU "Komunikasi Lintas Budaya (Memahami Teks Komunikasi, Media, Agama, dan Kebudayaan Indonesia)"

Naskah Dakwah "Keutamaan Puasa Senin dan Kamis"

Pidato Bahasa Inggris "Religious Education"